10 Mata Uang Terlemah di Dunia Menurut Forbes, Indonesia Salah Satunya.
Mata uang sebuah negara menjadi salah satu indikator penting dalam menilai stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakatnya. Namun, tak jarang beberapa mata uang mengalami penurunan nilai yang signifikan. Menurut laporan Forbes, berikut adalah daftar 10 mata uang terlemah di dunia saat ini:
1. Rial Iran (IRR)
2. Rupiah Indonesia (IDR)
3. Lira Suriah (SYP)
4. Rupiah Guinea (GNF)
5. Lira Sudan (SDG)
6. Rupiah Laos (LAK)
7. Rupiah Zambia (ZMW)
8. Kwacha Malawi (MWK)
9. Dolar Zimbabwe (ZWL)
10. Rupiah Paraguay (PYG)
Penyebab Penurunan Nilai Mata Uang
Penurunan nilai mata uang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kebijakan pemerintah yang tidak efektif, krisis ekonomi, inflasi yang tinggi, ketidakstabilan politik, atau defisit anggaran yang besar. Faktor-faktor ini dapat membuat mata uang suatu negara melemah dan menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas ekonomi.
1. Rial Iran (IRR)
Rial Iran menduduki posisi pertama dalam daftar mata uang terendah di dunia. Dikutip dari Forbes, 1 rial hanya dapat membeli 0,000024 dolar. Artinya, 1 USD sama dengan 42.300 Rial Iran. Lemahnya mata uang Iran disebabkan adanya ketegangan politik serta inflasi tahunan yang mencapai 40%.
2. Dong Vietnam (VND)
Dong Vietnam setara dengan 0,000043 USD, yang artinya setiap 1 USD setara dengan 23.485 Dong Vietnam. Ada setidaknya tiga faktor yang menyebabkan rendahnya mata uang Vietnam di dunia, yakni pasar real estat yang buruk, investasi asing yang dibatasi, serta lambatnya aktivitas ekspor.
Walau begitu, Vietnam tak lagi menjadi salah satu negara termiskin di dunia, namun berubah menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.
3. Kip Laos (LAK)
1 Kip sama saja dengan membeli 0,000057 USD, yang berarti bahwa 1 USD sama dengan 17.692 Kip Laos. Pertumbuhan ekonomi yang lambat, ditambah utang luar negeri yang begitu signifikan, dinilai menjadi faktor utama lemahnya Kip Laos. Selain itu, terdapat inflasi yang menyebabkan harga minyak dan komoditas global lainnya mendorong Kip menjadi lebih rendah.
4. Leone (SLL)
Leone adalah mata uang negara Sierra Leone, Afrika Barat. Setiap 1 USD, nilainya sama dengan 17.665 Leon Sierra Leone. Menurut data terakhir pada April 2023, inflasi di Sierra Leone telah melebihi 43%. Inilah yang membuat mata uang negara ini jadi kian melemah. Selain itu, wabah Ebola yang terjadi pada tahun 2010 silam masih membawa efek hingga saat ini.
5. Pound Lebanon (LBP)
Pound Lebanon menduduki peringkat kelima dalam deretan mata uang terendah di dunia. 1 Pound Lebanon sama halnya dengan membeli 0,000067 USD, atau sederhananya 1 USD senilai 15.012 Pound Lebanon. Faktor-faktor yang mendorong penurunan mata uang negara ini adalah tingginya tingkat pengangguran, krisis perbankan, politik yang kacau, serta inflasi tinggi yang dibuktikan dengan pelonjakan harga hingga 171% pada tahun 2022.
6. Rupiah Indonesia (IDR)
Faktanya, Rupiah menempati posisi ke-6 dalam daftar mata uang terendah di dunia. Jika dibandingkan, 1 USD nilainya sama dengan 14.985 Rupiah. Penyebab utamanya adalah status Indonesia sebagai negara terpadat keempat di dunia. Inilah yang menyebabkan menurunnya mata uang Indonesia.
7. Som Uzbekistan (UZS)
Membandingan Som Uzbekistan dengan dolar Amerika, 1 USD setara dengan 11.420 Som Uzbekistan. Negara yang terletak di Asia Tengah ini merupakan bekas republik Uni Soviet. Walau telah melakukan reformasi ekonomi sejak tahun 2017, nyatanya pertumbuhan ekonomi yang lambat, inflasi, pengangguran, korupsi, serta kemiskinan di sana tetap membuat nilai mata uangnya rendah.
8. Franc Guinea (GNF)
Di urutan ke-8, ada Franc Guinea yang merupakan bekas negara Prancis, terletak di Afrika. 1 USD punya nilai yang sama dengan 8.650 Franc Guinea. Walau punya sumber daya alam seperti emas dan berlian, nyatanya tak cukup mampu untuk membebaskan negara ini dari inflasi yang tinggi. Ditambah lagi, Guinea banyak menjadi negara tujuan para pengungsi dari negara tetangga Liberia dan Sierra Leone.
9. Guarani Paraguay (PYG)
Selanjutnya, ada Guarani Paraguay yang jika dibandingkan dengan dolar Amerika, 1 USD bernilai 7.241 Guarani Paraguay. Negara ini dikenal punya sistem pembangkit listrik yang cukup bagus untuk memasok warganya, namun ternyata belum punya cukup kekuatan di mata dunia. Oleh karena itu, Forbes mengatakan bahwa mereka terus terjebak di tengah inflasi yang mencapai hingga 10%, kasus penyelundupan narkoba, serta pencucian uang. Inilah yang kemudian menjadikan Paraguay punya mata uang yang lemah.
10. Shilling Uganda (UGX)
Di urutan terakhir dari daftar mata uang terendah di dunia yakni Shilling Uganda. 1 USD nilainya sama dengan 3.741 Shilling Uganda. Sebenarnya, negara Uganda kaya akan minyak, emas, dan kopi. Namun, pertumbuhan ekonomi yang kurang stabil, jumlah utang yang terlalu besar, serta kekacauan politik menyebabkan mata uang Uganda cukup lemah.
Upaya Pemulihan Mata Uang
Untuk mengatasi kelemahan mata uang, pemerintah biasanya mengambil langkah-langkah tertentu, seperti:
1. Kebijakan moneter: Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan moneter yang ketat untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas mata uang. Ini mungkin melibatkan menaikkan suku bunga atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
2. Reformasi struktural: Pemerintah dapat melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi negara dan meningkatkan nilai mata uang. Ini mungkin melibatkan perbaikan sektor keuangan, kebijakan fiskal yang sehat, dan langkah-langkah untuk meningkatkan iklim investasi.
3. Kerjasama internasional: Kerjasama dengan lembaga keuangan internasional dan negara lain dapat membantu dalam pemulihan mata uang. Bantuan keuangan, pinjaman, atau kerjasama ekonomi dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk memperkuat mata uang negara tersebut.
Kelemahan mata uang adalah isu yang kompleks dan memiliki dampak yang signifikan bagi negara. Daftar 10 mata uang terlemah menurut Forbes menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara tersebut. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat dan upaya yang berkelanjutan, pemulihan mata uang dan stabilitas ekonomi masih dapat dicapai. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah ini dan memperkuat mata uang negara.
Sumber: Detik.com