Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sarban dan Asminah: Calon Jamaah Haji Tertua dari Madiun Yang Menginspirasi


Sarban dan Asminah: Calon Jamaah Haji Tertua dari Madiun Yang Menginspirasi - Ibadah haji merupakan momen sakral bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Setiap tahun, ribuan jamaah haji dari Indonesia mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah ini di Tanah Suci Mekah dan Madinah. Tidak terkecuali jamaah haji lansia, yang memiliki kebutuhan khusus dalam menjalankan ibadah tersebut. Berdasarkan data Kementerian Agama Republik Indonesia, terdapat 62.879 jamaah haji lansia dari Indonesia pada musim haji tahun 2003 ini.

Pasangan suami istri Sarban (94) dan Asminah (93) adalah dua dari 62 ribu jamaah haji lansia tersebut. Mereka merupakan warga Dusun Kebondalem Wetan, Desa Dolopo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Sarban dan Asminah adalah pasangan calon jamaah haji paling tua dari Kabupaten Madiun yang berangkat tahun ini.

Persiapan Menunaikan Ibadah Haji Lansia


Dalam persiapan menjalankan ibadah haji, Sarban mengikuti dengan penuh semangat semua kegiatan persiapan yang telah diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten maupun kelompok bimbingan haji. Sarban yang mengaku memiliki kondisi fisik yang bugar berkat kebiasaan harian beraktivitas di sawah, merasa senang dan bersyukur bisa berangkat haji.

Sarban dan Asminah mendaftarkan diri sebagai jamaah haji sejak tahun 2016. Namun, karena adanya pandemi Covid-19, mereka harus menunda keberangkatan haji selama dua tahun. Pada awalnya, mereka dijadwalkan berangkat pada tahun 2021. Namun, karena adanya pembatasan kuota haji akibat pandemi Covid-19, keberangkatan mereka harus tertunda.

Sundari, anak perempuan Sarban dan Asminah yang pernah bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi selama 17 tahun, bertanggung jawab atas pemberangkatan kedua orang tuanya. Menurut Sundari, ini adalah bentuk baktinya kepada orang tua. Ketika dia memiliki rezeki yang cukup, dia memutuskan untuk membiayai perjalanan haji orang tuanya ke Tanah Suci.

"Sudah lama bapak dan ibu ingin pergi haji," ujar Sundari dengan penuh haru.

Sundari juga sebenarnya berniat untuk mendampingi kedua orang tuanya selama di Tanah Suci dan membiayai pendaftaran haji kakak sulungnya. Namun, tahun ini ada regulasi baru yang menghapus pendamping dari pihak keluarga. Meskipun demikian, Sundari memutuskan untuk tidak menunda keberangkatan orang tuanya karena mereka sudah sangat lama ingin berhaji.

Tips Sehat Bagi Jamaah Haji Lansia


Jamaah haji lansia memiliki kebutuhan dan tantangan kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan jamaah yang lebih muda. Keadaan fisik yang berbeda, masalah kesehatan, dan penyakit yang diidap perlu diperhatikan dengan baik. Dr. H Slamet Riadi, seorang pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep, memberikan beberapa tips sehat bagi jamaah haji lansia:
  • Aktivitas Fisik dan Senam Lansia: Jamaah haji lansia perlu menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan aktivitas fisik ringan selama 30 menit setiap hari dan rutin melakukan senam lansia.
  • Konsumsi Makanan Sehat: Mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, serta makanan yang kaya kalsium sangat penting bagi kesehatan jamaah haji lansia.
  • Mengasah Kecerdasan: Mengembangkan hobi sesuai kemampuan dan terus melibatkan diri dalam kegiatan yang mengasah otak dapat melatih dan mempersiapkan diri ketika berada di Tanah Suci.
  • Asupan Gizi yang Cukup: Memperhatikan asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh tanpa menghindari makanan yang diperlukan.
  • Hidrasi yang Cukup: Minum air putih dalam jumlah yang cukup selama menjalankan ibadah di Tanah Suci, mengingat cuaca di Mekah dan Madinah yang cukup panas.
  • Istirahat yang Cukup: Jamaah haji lansia dianjurkan untuk tidak memaksakan diri beribadah jika kondisi fisik sudah sangat lelah.
  • Ibadah yang Disesuaikan: Melakukan ibadah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Selain kelelahan fisik, para jamaah haji lansia juga rentan mengalami gangguan demensia. Hal ini adalah kondisi di mana para jamaah haji mengalami penurunan kemampuan berpikir, sehingga mereka tidak sadar sedang berada di mana, lupa hari dan waktu. Kondisi ini dapat terjadi akibat kelelahan yang mereka alami.

"Kondisi kelelahan yang dialami para jamaah haji lansia perlu diantisipasi sejak awal agar ibadah haji di Tanah Suci dapat dilakukan dengan maksimal," tegas dr. Slamet.

Dalam menjalankan ibadah haji, kesehatan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Dengan melakukan persiapan yang matang dan menjaga kesehatan secara optimal, jamaah haji lansia dapat menunaikan ibadah dengan lancar dan penuh kebahagiaan. Semoga ibadah haji para jamaah lansia diterima Allah SWT dan menjadi pengalaman yang berharga bagi mereka. Aamiin.

Kisah perjalanan spiritual dalam menjalankan ibadah haji selalu menjadi hal yang memikat. Di balik setiap individu yang mempersiapkan diri untuk berangkat haji, terdapat cerita-cerita inspiratif yang layak untuk kita kenali. Salah satu cerita yang menarik perhatian kami adalah tentang pasangan suami istri, Sarban dan Asminah, yang merupakan calon jamaah haji tertua dari Madiun. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan perjalanan hidup mereka, semangat mereka dalam menjalankan ibadah haji, serta bagaimana kisah mereka dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.

Latar Belakang Sarban dan Asminah

Sarban dan Asminah adalah sepasang suami istri yang telah menjalani hidup yang penuh keikhlasan dan kesederhanaan. Keduanya berasal dari Madiun, sebuah kota yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Mereka telah hidup bersama selama lebih dari 60 tahun dan telah melalui banyak perjuangan dalam hidup mereka.

Perjalanan Hidup yang Penuh Semangat

Sarban dan Asminah memiliki perjalanan hidup yang sangat menginspirasi. Mereka telah menghadapi berbagai tantangan dan cobaan, tetapi semangat mereka dalam menjalani kehidupan tetap tidak tergoyahkan. Meskipun hidup dalam keterbatasan ekonomi, mereka selalu menjaga hati yang lapang dan semangat yang tinggi. Mereka adalah contoh nyata dari kekuatan tekad dan keteguhan dalam menghadapi segala rintangan.

Keikhlasan dalam Menjalankan Ibadah Haji

Sebagai pasangan yang telah memasuki usia senja, Sarban dan Asminah tetap bersemangat untuk menjalankan ibadah haji. Ibadah haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan impian setiap Muslim yang memungkinkan. Meskipun mereka telah lama menginginkan untuk pergi ke Tanah Suci, keterbatasan finansial dan kesehatan membuat mereka harus menunda perjalanan ini.

Kesempatan Terwujud

Namun, Allah SWT memberikan kesempatan kepada mereka untuk mewujudkan impian mereka. Melalui bantuan dari keluarga, teman, dan sumbangan dari masyarakat, Sarban dan Asminah akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berangkat haji. Dengan hati yang penuh syukur, mereka berjanji untuk menjalani ibadah haji dengan sepenuh hati dan melaksanakan setiap rukun haji dengan baik.

Keberangkatan ke Tanah Suci

Pada saat hari keberangkatan tiba, Sarban dan Asminah disambut dengan hangat oleh keluarga dan teman-teman. Semua orang yang mengenal mereka menyadari betapa besar tekad dan semangat mereka dalam menjalankan ibadah haji. Dalam perjalanan menuju Tanah Suci, mereka membawa hati yang bersih dan penuh dengan rasa syukur kepada Allah SWT.

Menghadapi Rintangan

Tentu saja, perjalanan ke Tanah Suci tidak selalu berjalan mulus. Sarban dan Asminah menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, baik fisik maupun emosional. Namun, mereka tidak pernah menyerah dan terus berjuang dengan penuh keyakinan. Mereka saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, meyakini bahwa ujian dan cobaan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan menuju kesempurnaan iman.

Puncak Ibadah Haji

Akhirnya, setelah perjalanan yang panjang dan penuh perjuangan, Sarban dan Asminah tiba di Tanah Suci, Mekah dan Madinah. Di sana, mereka melaksanakan setiap rukun haji dengan penuh kekhidmatan dan khusyuk. Dalam menghadapi kerumitan dan kelelahan fisik, mereka selalu ingat bahwa ibadah haji adalah anugerah yang luar biasa, dan mereka harus menjalankannya dengan penuh keikhlasan.

Kembali ke Madiun dengan Semangat Baru

Setelah menyelesaikan ibadah haji, Sarban dan Asminah kembali ke Madiun dengan semangat yang baru. Mereka membawa pulang pengalaman yang tak terlupakan dan pelajaran berharga tentang ketabahan, kesabaran, dan pengabdian kepada Allah SWT. Cerita perjalanan mereka menyebar dengan cepat di kalangan masyarakat, menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menjalani hidup dengan semangat yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Sarban dan Asminah adalah contoh nyata dari semangat yang tak tergoyahkan dalam menjalani ibadah haji. Dalam usia yang senja, mereka tidak pernah menyerah dan terus berjuang untuk mewujudkan impian mereka. Cerita perjalanan hidup mereka menjadi sumber inspirasi bagi kita semua untuk menjalani hidup dengan tekad yang kuat dan hati yang penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi mereka dan memberikan kita semua kekuatan dalam menjalani ibadah dan kehidupan sehari-hari.

Sumber Berita

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan update Berita Terbaru Dari KangSantri.net

9014244961" data-ad-slot="7625084436" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true">

Continue to Next Post

Code will appear in second