Peran Penting Sayyidah Khadijah dalam Pembatalan Pemboikotan terhadap Nabi Muhammad
kangsantri.net - Salah satu strategi yang digunakan oleh kaum musyrik Quraisy dalam upaya menghentikan dakwah Islam adalah dengan melakukan blokade dan pemboikotan ekonomi dan sosial terhadap Nabi Muhammad dan keluarga besarnya, yaitu Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Artikel ini akan membahas peran penting Sayyidah Khadijah dalam mengatasi pemboikotan tersebut dan bagaimana langkah-langkahnya berkontribusi dalam pembatalan pemboikotan tersebut.
Peran Sayyidah Khadijah dalam Pemboikotan terhadap Nabi Muhammad
Solidaritas Keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib
Meskipun kaum musyrik Quraisy berharap pemboikotan tersebut akan memecah-belah Bani Hasyim dan Bani Muthalib, mereka tetap solid dalam menghadapi langkah-langkah kaum musyrik tersebut. Mereka tidak menyerahkan Nabi Muhammad. Solidaritas keluarga ini menjadi faktor utama dalam menjaga semangat dan tekad dalam menghadapi pemboikotan yang berlangsung selama tiga tahun.
Dukungan dari Keluarga Sayyidah Khadijah
Sayyidah Khadijah, istri Nabi Muhammad, memiliki peran penting selama masa pemboikotan tersebut. Keluarganya, Bani Asad, menyadari bahwa pemboikotan tersebut akan menyebabkan kelaparan pada Sayyidah Khadijah. Mereka mengirimkan bantuan makanan dan barang-barang lain yang dibutuhkan melalui seorang budak pada malam hari. Sayyidah Khadijah tidak hanya memanfaatkan bantuan tersebut untuk dirinya sendiri, tetapi juga membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Pembatalan Pemboikotan dan Peran Sayyidah Khadijah
Peristiwa Penyobekan Piagam Pemboikotan
Sayyidah Khadijah, meskipun tidak secara langsung, juga berperan penting dalam peristiwa penyobekan kertas piagam pemboikotan. Pada suatu hari, saudara laki-laki Sayyidah Khadijah, Hakim bin Hizam, membawa gandum untuk diberikan kepada Sayyidah Khadijah. Namun, di tengah jalan, mereka dihadang oleh Abu Jahal. Setelah terjadi ketegangan, Hakim diperbolehkan melanjutkan perjalanan dengan membawa makanan untuk Sayyidah Khadijah. Pada saat itu, Abu Bakhtari bin Hisyam mengambil tongkat pemukul unta dan memukulkannya kepada Abu Jahal.
Provokasi dan Pembatalan Pemboikotan
Hisyam bin Akhi Nahdlah, salah satu individu yang terprovokasi oleh peristiwa tersebut, menggalang kekuatan dengan tujuan membatalkan piagam pemboikotan tersebut. Dia mendatangi Zuhair bin Umayyah dan ibunya, Atikah binti Abdul Muthalib, untuk meminta dukungan mereka. Setelah itu, Hisyam mendatangi al-Mut’im bin Adi, Abul Bakhtari, dan Zam’ah bin al-Aswad untuk menyampaikan ajakan yang sama. Mereka semua menerima ajakan Hisyam untuk membatalkan pemboikotan terhadap Nabi dan keluarganya.
Akhir Pemboikotan dan Blokade
Aksi Heroik Zuhair bin Umayyah
Untuk membatalkan pemboikotan tersebut, Zuhair bin Umayyah mengambil inisiatif dengan memprovokasi penduduk Makkah. Ia mengancam bahwa ia tidak akan duduk sampai kertas pemboikotan yang menempel di dinding Ka’bah disobek. Meskipun Abu Jahal menolak permintaan Zuhair, namun Zam’ah, Abu Bakhtari, dan Mut’im mendukung Zuhair. Mereka menolak isi perjanjian pemboikotan yang ada dan Mut’im langsung menyobek kertas tersebut yang telah dimakan rayap, kecuali tulisan ‘Dengan menyebut nama-Mu ya Allah.’
Penutup
Sayyidah Khadijah memainkan peran penting dalam menghadapi pemboikotan dan blokade kaum musyrik Quraisy terhadap Nabi Muhammad dan keluarganya. Solidaritas keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib, dukungan dari keluarga Sayyidah Khadijah, serta langkah-langkah pembatalan pemboikotan yang terjadi berkat provokasi dan perjuangan individu seperti Hisyam bin Akhi Nahdlah dan Zuhair bin Umayyah. Semua ini berkontribusi dalam mengatasi rintangan yang dihadapi oleh Nabi Muhammad dan membuka jalan bagi kehidupan baru bagi beliau dan umat Islam.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan update Berita Terbaru Dari KangSantri.net