PBNU Menggagas Forum Dialog Antaragama dan Budaya ASEAN
kangsantri.net - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajukan inisiatif yang luar biasa dengan mengusulkan forum dialog antaragama dan budaya sebagai bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Forum ini direncanakan akan diadakan pada bulan September 2023 dan bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan kerjasama antara berbagai komunitas agama dan budaya di wilayah ASEAN. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, secara pribadi menyampaikan gagasan ini kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo, saat mengunjungi Istana Negara di Jakarta pada Jumat, 9 Oktober 2023.
Usulan PBNU untuk Forum Antaragama dan Antarbudaya ASEAN
Gus Yahya Memaparkan Gagasan kepada Presiden Jokowi
Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, Gus Yahya memohon izin untuk menyelenggarakan forum dialog antaragama dan budaya. Presiden memberikan persetujuannya, dan PBNU telah dengan tekun mempersiapkan acara tersebut. Seperti dilaporkan oleh Antara pada Jumat, 9 Juni 2023, Gus Yahya mengungkapkan rasa terima kasihnya atas persetujuan dari Presiden, dengan menyatakan, "Kami memohon izin kepada Presiden untuk menyelenggarakan forum ini dan beliau memberi izin. Sekarang, kami sudah siap segalanya."
Selain membahas perkembangan forum dialog antaragama, Gus Yahya juga menjelaskan tujuan kunjungannya ke Presiden Jokowi. Ia meminta saran mengenai waktu pelaksanaan forum, mengingat KTT ASEAN ke-43 yang akan digelar di Jakarta pada tanggal 5-7 September 2023. Selain itu, Gus Yahya meminta kehadiran Presiden Joko Widodo dan pidato kunci dalam forum yang diberi nama ASEAN Intercultural and Interreligious Forum.
Inspirasi PBNU: R20 dan G20 Religion of Twenty
Semangat Dialog Antaragama dan Antarbudaya
Gus Yahya menekankan bahwa forum yang akan datang memiliki semangat yang sama dengan inisiatif R20 dan G20 Religion of Twenty yang sebelumnya digagas oleh PBNU. Forum R20 mengumpulkan para pemimpin agama dan aliran keagamaan dari negara-negara anggota G20. Namun,
Gus Yahya menjelaskan bahwa forum ASEAN yang baru tidak akan mengadopsi nama R20 karena fokusnya adalah dialog antaragama dan antarbudaya dalam lingkup ASEAN.
Sebelumnya, PBNU telah berhasil menyelenggarakan forum R20 selama dua hari pada tanggal 2-3 November 2022 di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali. Acara ini dihadiri oleh banyak pembicara dan peserta dari berbagai negara, dengan total 338 peserta, termasuk 124 dari luar negeri. Forum tersebut melibatkan 45 pembicara yang berkontribusi dalam diskusi mengenai berbagai topik.
Membangun Dialog Jujur dan Terbuka
Topik dan Tujuan R20
Gus Yahya menjelaskan bahwa tujuan utama dari inisiatif R20 adalah mengumpulkan para pemimpin agama global dan terlibat dalam dialog jujur dan terbuka mengenai berbagai topik. Topik-topik tersebut meliputi Kepedihan Sejarah, Kebenaran dan Rekonsiliasi, Mengidentifikasi dan Merangkul Nilai-Nilai Mulia yang Bersumber dari Agama dan Peradaban Besar Dunia, Rekontekstualisasi Ajaran Agama yang Bermasalah dan Usang, Mengidentifikasi Nilai-Nilai yang Diperlukan untuk Mengembangkan dan Menjamin Koeksistensi Damai, dan Ekologi Spiritual.
Penutup
Inisiatif yang diambil oleh PBNU dalam mengusulkan Forum Dialog Antaragama dan Budaya ASEAN menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pemahaman, toleransi, dan perdamaian antara komunitas agama dan budaya yang beragam di wilayah ASEAN. Dengan dukungan dari Presiden Joko Widodo, PBNU bertujuan untuk menciptakan platform dialog jujur dan terbuka mengenai berbagai topik penting. Melalui dialog ini, peserta dapat mengatasi kepahitan sejarah, mempromosikan rekonsiliasi, mengidentifikasi nilai-nilai bersama, dan mengeksplorasi solusi untuk koeksistensi yang damai. Forum ini merupakan langkah penting dalam memperkuat harmoni antaragama dan antarbudaya di ASEAN.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan update Berita Terbaru Dari KangSantri.net