Kisah Juraij, Ahli Ibadah yang Justru Durhaka kepada Ibunya
Kangsantri.com - Pada Zaman dahulu, terdapat seorang ahli ibadah saleh dari kalangan Bani Israil yang bernama Juraij. Namun, Juraij pernah melakukan kesalahan yang membuat ibunya kesal. Ibunya datang berkunjung kepadanya sebanyak tiga kali, tetapi Juraij selalu sibuk dengan ibadahnya dan tidak dapat memenuhi keinginan ibunya untuk bertemu. Akibatnya, sang ibu merasa kesal dan tidak senang dengan perilaku Juraij yang mengabaikannya.
Maka, sang ibu berdoa kepada Allah memohon agar Juraij tidak diizinkan meninggal sebelum ia melihat wajah seorang wanita pezina. Doa sang ibu pun dikabulkan oleh Allah. Juraij kemudian difitnah oleh seorang wanita pezina yang mengklaim bahwa Juraij adalah ayah dari bayi yang ia lahirkan hasil hubungan gelapnya dengan Juraij.
Namun, berkat kesalehan dan ketakwaannya, Juraij diselamatkan oleh Allah. Allah memberi kekuatan pada bayi yang dilahirkan oleh wanita tersebut untuk dapat berbicara dan mengungkapkan siapa ayah sebenarnya. Allah mengabulkan doa sang ibu Juraij dan pada saat yang bersamaan juga menyelamatkan Juraij dari fitnah yang dihadapinya oleh wanita pezina tersebut.
Kisah ini tercatat dalam hadis riwayat al-Bukhari yang diceritakan oleh Abu Hurairah ra. Dalam riwayat tersebut, Nabi Muhammad saw menceritakan,
"Tidak ada yang berbicara ketika berada dalam buaian kecuali tiga orang. Pertama adalah Nabi Isa a.s. Kedua adalah bayi dalam kisah seorang pria dari Bani Israil yang bernama Juraij. Saat Juraij sedang melakukan shalat, ibunya datang memanggilnya. Juraij berpikir, 'Apakah aku harus menjawab panggilan ibuku atau tetap melanjutkan shalatku?'
Maka ibunya berdoa, 'Ya Allah, janganlah Engkau mematikan Juraij sebelum ia melihat wajah seorang wanita pezina.' Saat itu, Juraij sedang berada di tempat ibadahnya. Kemudian, seorang wanita menggoda Juraij dan mencoba untuk merayunya.
Namun, Juraij menolaknya. Akhirnya, wanita itu berhubungan intim dengan seorang pengembala kambing dan melampiaskan nafsunya. Ia melahirkan seorang bayi dan ketika ditanya mengenai ayah bayi tersebut, sang wanita menjawab, 'Ayahnya adalah Juraij.' Akibatnya, orang-orang datang menemui Juraij dan menghancurkan tempat ibadahnya.
Mereka memerintahkan Juraij untuk turun dan mencacinya. Melihat hal tersebut, Juraij pun melakukan wudhu dan melanjutkan shalatnya. Setelah shalat, ia mendatangi bayi tersebut dan bertanya, 'Siapakah ayahmu, hai bayi?' Tak terduga, bayi itu menjawab, 'Ayahku adalah pengembala kambing.'
Karena kesalahpahaman yang terjadi, orang-orang Bani Israil berkata kepada Juraij, 'Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu dengan emas.' Namun, Juraij menolak dan berkata, 'Jangan, cukup dengan tanah saja.'
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa sang ibu datang menemui Juraij sebanyak tiga kali. Setiap kali ibunya datang dan memanggilnya, Juraij selalu berada dalam keadaan shalat dan beribadah. Seharusnya, ketika ibunya memanggil, Juraij seharusnya menghentikan shalatnya dan memenuhi panggilan ibunya terlebih dahulu.
Meskipun shalat sunat adalah hal yang dianjurkan, tetapi Juraij bisa mempersingkat shalatnya untuk menjawab panggilan ibunya. Namun, Juraij lebih memprioritaskan shalatnya daripada menjawab ibunya. Juraij telah merasakan keindahan dan kelezatan dalam berkomunikasi dengan Allah dalam doanya, sehingga ia enggan menghentikan shalatnya demi apapun.
Pada hari kedua dan ketiga, ibu Juraij kembali datang menemui Juraij, namun hasilnya sama seperti hari pertama. Hal ini membuat ibu Juraij semakin kesal terhadap Juraij.
Akhirnya, sang ibu berdoa dengan doa yang kurang baik kepada Allah dan doanya pun dikabulkan.
Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah saw, meskipun doa yang dipanjatkan seorang ibu kepada anaknya kurang baik, namun Allah akan mengabulkannya. Sebab, ketika Allah menghendaki sesuatu, maka hal itu pasti terjadi, tanpa memandang sebabnya.
Allah mengirimkan seorang wanita pezina untuk menggoda Juraij sebagai tindakan yang diciptakan oleh Allah.
Hal ini terjadi karena orang-orang Bani Israil selalu membicarakan kesalehan dan ibadah Juraij. Wanita tersebut ingin menghancurkan kesalehan dan ketakwaan Juraij. Wanita tersebut menganggap bahwa jika ia menggoda Juraij, maka Juraij akan tergoda olehnya. Akibatnya, harga dirinya akan terjatuh seperti yang dialami oleh orang saleh lainnya.
Wanita tersebut mencoba menggoda Juraij dengan pesonanya dan kecantikannya. Terdapat hadis lain yang menggambarkan keindahan dan pesona wanita tersebut. Meskipun wanita cantik tersebut terus-menerus menggoda, Juraij tetap tidak tergoda. Ia tetap fokus dalam melakukan shalat dan ibadahnya.
Seolah-olah Juraij tidak melihat keberadaan wanita tersebut dan tidak tertarik untuk melihatnya. Wanita tersebut akhirnya melampiaskan nafsunya dengan seorang pengembala kambing dan hamil hingga melahirkan seorang bayi.
Dalam peristiwa ini, Allah ingin menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya. Bayi yang ditanyai oleh Juraij mampu menjawab dengan suara yang jelas dan dapat dipahami. Bayi tersebut menjawab, "Ayahku adalah pengembala kambing." Dari jawaban ini, orang-orang dapat mengetahui betapa besar kejahatan yang dilakukan oleh wanita tersebut terhadap Juraij, seorang hamba yang saleh dan ahli ibadah.
Orang-orang Bani Israil menyadari bahwa Juraij tidak seperti yang mereka duga. Ia bukanlah orang yang munafik dan penipu. Ia sungguh-sungguh dalam ibadahnya. Sementara itu, wanita tersebut adalah seorang pembohong ulung yang telah membuat tuduhan keji terhadap Juraij.
Mereka menyadari bahwa mereka terlalu terburu-buru dalam membenarkan tuduhan tersebut. Kecepatan mereka dalam menghakimi telah melukai perasaan Juraij dan menghancurkan tempat ibadahnya. Mereka ingin menebus kesalahan yang telah mereka lakukan.
Oleh karena itu, mereka menawarkan kepada Juraij untuk membangun kembali tempat ibadahnya dengan menggunakan emas atau perak. Namun, Juraij menolak tawaran tersebut dan memilih untuk membangunnya kembali dengan tanah seperti sebelumnya.
Allah mengabulkan doa ibu Juraij dan mengwujudkan keinginannya. Pada saat yang sama, Allah juga menyelamatkan Juraij berkat kesalehan dan ketakwaannya. Kisah ini tercatat dalam hadis riwayat Abu Hurairah ra., yang diceritakan oleh Nabi saw:
"Isa a.s. dan bayi dalam kisah seorang pria dari Bani Israil bernama Juraij adalah tiga orang yang dapat berbicara dalam buaian. Ketika Juraij sedang dalam shalat, ibunya datang memanggilnya. Juraij berpikir dalam hatinya, 'Apakah aku harus menjawab panggilan ibuku atau tetap melanjutkan shalatku?' Lalu sang ibu berdoa, 'Ya Allah, janganlah Engkau mematikan Juraij sebelum ia melihat wajah wanita pezina.' Pada saat itu, Juraij sedang berada di tempat ibadahnya. Suatu saat, seorang wanita menggoda Juraij. Ia mencoba untuk menggoda Juraij.
Namun, Juraij menolaknya. Akhirnya, wanita tersebut tidur dengan seorang pengembala kambing dan melakukan hubungan gelap dengannya. Kemudian ia melahirkan seorang bayi. Ketika ditanya siapa ayahnya, wanita tersebut menjawab, 'Ayahnya adalah Juraij.' Sebagai akibatnya, orang-orang datang kepada Juraij dan menghancurkan tempat ibadahnya. Mereka memerintahkan Juraij untuk turun dan mencaci maki Juraij.
Melihat hal tersebut, Juraij pergi untuk berwudhu dan melakukan shalat. Setelah selesai shalat, Juraij mendatangi bayi tersebut dan bertanya, 'Siapakah ayahmu, hai bayi?' Bayi tersebut menjawab, 'Ayahku adalah pengembala kambing.' Kemudian, Juraij berkata kepada orang-orang Bani Israil, 'Pergilah, sesungguhnya aku telah berdiam diri karena Allah. Aku tidak ingin memberi kesempatan kepada siapapun untuk melihat sesuatu dariku yang menghancurkan peribadahanku.' Lalu Juraij memerintahkan untuk membangun kembali tempat ibadahnya dengan tanah seperti sebelumnya."
Kisah Juraij merupakan contoh nyata tentang kejujuran, kesabaran, dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah. Meskipun difitnah dan dihancurkan oleh orang-orang, Juraij tetap teguh dalam peribadahannya dan tidak memperdulikan fitnah tersebut. Ia memilih untuk tetap fokus dalam ibadahnya dan meyakini bahwa Allah akan melindunginya. Kisah ini mengajarkan kita untuk senantiasa berpegang teguh pada kebenaran dan tidak terpengaruh oleh fitnah yang mungkin datang dalam kehidupan kita.