KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA: Perjalanan Hidup dan Pengaruhnya dalam Dakwah Islam
KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA dilahirkan di Surabaya pada tanggal 17 Agustus 1951. Beliau adalah putra keempat dari sepuluh bersaudara. Ayahnya bernama KH. Muhammad Utsman Al Ishaqy dan ibunya bernama Nyai Hj. Siti Qomariyah binti KH. Munadi. KH. Al Ishaqy adalah gelar yang diberikan kepada Maulana Ishaq, ayah dari Sunan Giri. Sebagai keturunan ke-14 dari Sunan Giri, KH. Utsman membawa kebanggaan dan warisan keagamaan yang berharga. Dari jalur ibu, silsilah nasab KH. Asrori terhubung dengan Sunan Gunung Jati, Cirebon. Jika dilihat secara keseluruhan, silsilah nasab Beliau mencapai urutan ke-38 dalam keturunan Nabi Muhammad SAW.
Perjalanan Dalam Menuntut Ilmu
Tanda-tanda kepemimpinan dan kepandaiannya dalam agama sudah terlihat sejak masa muda KH. Asrori. Setelah menyelesaikan pendidikan di beberapa pondok pesantren di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, KH. Asrori muda mulai melakukan dakwah kepada anak-anak jalanan atau pemuda yang kurang terdidik. Meskipun Beliau juga diminta untuk membantu mengajar di Pondok Pesantren Raudlatul Muta'allimin Darul 'Ubuudiyyah yang dipimpin oleh ayahnya di kelurahan Jatisrono, Kecamatan Semampir, Beliau tetap meluangkan waktu untuk berdakwah di kalangan pemuda jalanan.
Metode dakwah Beliau cukup unik, yaitu dengan mengikuti kegiatan anak-anak jalanan seperti bermain musik dan nongkrong. Melalui percakapan santai saat mereka berkumpul, Beliau secara perlahan menyampaikan ilmu agama kepada mereka. Meskipun dalam skala yang lebih kecil, metode dakwah ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pendakwah Islam generasi awal di Indonesia, terutama Wali Songo. Para Wali Songo berdakwah dengan menggabungkan budaya Islam dengan budaya lokal yang sudah ada di masyarakat. Mereka tidak menghapus budaya lokal yang dianggap "kurang Islami," tetapi menggunakan budaya tersebut sebagai sarana untuk menarik minat penduduk setempat terhadap Islam.
KH. Asrori menerapkan pendekatan yang serupa. Beliau tidak melarang aktivitas kurang produktif seperti berkumpul-kumpul tanpa tujuan yang biasa dilakukan oleh pemuda jalanan saat itu. Sebaliknya, Beliau memanfaatkan kegiatan tersebut sebagai jalan untuk memulai dakwah dan membimbing mereka.
Perjalanan Dakwah dan Pendidikan
Melalui pendekatan yang santai dan penuh kasih, KH. Asrori berhasil menarik minat pemuda jalanan untuk belajar agama. Dia mengajarkan mereka nilai-nilai kebaikan, kedisiplinan, dan pentingnya pendidikan. Dalam beberapa tahun, kelompok pemuda jalanan ini tumbuh menjadi kelompok yang lebih teratur dan semakin tertarik dalam belajar Islam.
Melihat potensi dan semangat belajar pemuda-pemuda ini, KH. Asrori mendirikan pondok pesantren bernama "Pondok Pesantren Al Ishaqy" pada tahun 1972. Pondok pesantren ini berlokasi di daerah Wonorejo, Surabaya. Tujuan utama pendirian pondok pesantren ini adalah untuk memberikan pendidikan agama yang berkualitas kepada pemuda-pemuda yang sebelumnya kurang terdidik.
Dalam pondok pesantren Al Ishaqy, KH. Asrori mengimplementasikan pendekatan pendidikan yang inklusif. Beliau memahami bahwa pendidikan bukan hanya tentang menghafal kitab-kitab suci, tetapi juga tentang memahami nilai-nilai agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, KH. Asrori juga memberikan penekanan pada pendidikan umum, seperti ilmu pengetahuan, bahasa, dan matematika, agar para santri memiliki pengetahuan yang komprehensif dan bisa berkontribusi dalam masyarakat.
Pondok pesantren Al Ishaqy tumbuh pesat dan terkenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkualitas. Banyak santri dari berbagai daerah di Indonesia yang datang untuk belajar di sana. Mereka diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dan menjadi pemimpin yang berkomitmen dalam agama dan masyarakat.
Peran Sosial dan Kemanusiaan
Selain aktif dalam pendidikan agama, KH. Asrori juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Beliau mendirikan lembaga sosial bernama "Yayasan Al Ishaqy" yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, bantuan kemanusiaan, dan pengembangan ekonomi umat.
Lewat yayasan ini, KH. Asrori membantu masyarakat dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan bantuan saat bencana alam. Beliau mengajarkan nilai-nilai kepedulian, keadilan, dan saling tolong menolong kepada umat Muslim dan juga non-Muslim.
Komitmen KH. Asrori terhadap kemanusiaan dan keadilan tidak hanya terbatas pada skala nasional, tetapi juga internasional. Beliau terlibat dalam berbagai kegiatan kemanusiaan di berbagai negara, seperti membantu korban bencana alam, konflik, dan kemiskinan di berbagai belahan dunia.
Warisan dan Pengaruh
KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA meninggalkan warisan yang besar dalam dunia pendidikan, dakwah, dan kemanusiaan. Pondok pesantren Al Ishaqy dan yayasan Al Ishaqy yang beliau dirikan terus beroperasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Pengaruh dan inspirasi beliau juga meluas ke luar pondok pesantren dan yayasan. Banyak para ulama dan aktivis sosial yang terinspirasi oleh semangat dan dedikasi beliau dalam memajukan pendidikan agama, dakwah, serta membantu sesama.
Melalui perjuangan beliau, KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA memberikan contoh nyata tentang pentingnya pendidikan agama, kepedulian sosial, dan perdamaian. Kisah beliau akan terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang dalam membangun masyarakat yang lebih baik, berdasarkan nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
Penghargaan dan Pengakuan
Seiring dengan dedikasi dan kontribusinya dalam bidang pendidikan, dakwah, dan kemanusiaan, KH. Asrori menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas karyanya. Ia dihormati sebagai seorang tokoh ulama yang gigih dan berdedikasi dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia.
Beliau juga sering diundang untuk memberikan ceramah dan menjadi pembicara dalam konferensi agama di dalam maupun luar negeri. Pengaruh beliau tidak hanya terbatas pada masyarakat Indonesia, tetapi juga mencapai skala internasional.
Dedikasi dan Semangat untuk Masa Depan
Meskipun KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA telah berpulang ke Rahmatullah, warisannya terus hidup dan dijaga oleh para pengikutnya. Pondok pesantren Al Ishaqy terus beroperasi dan meneruskan visi beliau dalam menyebarkan pendidikan agama yang berkualitas.
Para santri yang belajar di pondok pesantren mewarisi semangat kecintaan terhadap ilmu agama dan semangat dalam berdakwah. Mereka dilatih untuk menjadi pemimpin yang berkomitmen dalam mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
Inspirasi untuk Generasi Muda
KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA merupakan sumber inspirasi yang besar bagi generasi muda Indonesia. Kisah perjuangannya menunjukkan betapa pentingnya pendidikan agama, kepedulian sosial, dan pengabdian kepada sesama.
Beliau mengajarkan kita bahwa dakwah dan pendidikan tidak terbatas pada lingkungan formal, tetapi dapat dilakukan di mana saja dan kepada siapa saja. Beliau membuktikan bahwa dengan kasih sayang, kesabaran, dan ketekunan, kita dapat mengubah hidup orang-orang di sekitar kita dan memberikan dampak positif pada masyarakat.
Semoga cerita inspiratif tentang KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA dapat mendorong generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam memajukan pendidikan, berdakwah, serta berbuat kebaikan bagi sesama. Dengan mengikuti jejak beliau, kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik dan menyebarkan cahaya Islam di dunia.
Ikuti Sosial media kami untuk mendapatkan update terbaru dari Kang Santri: