Dugaan Kasus Penganiayaan Bocah SD oleh Teman Sebaya: Faktor Penyebab dan Dampak Game Online
kangsantri.net - Dugaan kasus penganiayaan terhadap seorang bocah SD oleh teman sebayanya menjadi sorotan publik belakangan ini. MH (9 tahun), bocah SD asal Sukabumi, Jawa Barat, diduga meninggal dunia akibat penganiayaan oleh empat orang temannya.
Faktor-faktor Penyebab Tindak Kekerasan Anak
Psikolog dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Rakimin, mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya tindak kekerasan oleh anak-anak. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor sekolah, lingkungan, dan keluarga. Namun, salah satu faktor yang juga memiliki dampak berbahaya adalah game online. Menurut Rakimin, game online memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kondisi psikologis anak.
Dampak Kecanduan Bermain Game Online pada Anak
Kecanduan bermain game online dapat menyebabkan perubahan sikap pada anak. Mereka cenderung menunjukkan perilaku agresif, kesulitan mengontrol emosi, kesulitan mengendalikan diri, dan bahkan dapat menyebabkan perubahan struktur otak.
Rakimin menjelaskan bahwa game online dengan unsur kekerasan dapat merangsang aktivitas fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku agresif pada anak-anak. Anak-anak yang terlalu sering terpapar game online dengan unsur kekerasan cenderung menjadi beringas, galak, menyalak-nyalak, dan membabi buta.
Menurutnya, perilaku agresif yang tidak terkendali sering kali menjadi penyebab terjadinya tawuran, perkelahian, dan penganiayaan.
Korelasi antara Game Online dan Perkembangan Emosi Anak
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia mengenai pengaruh game online terhadap perkembangan emosi dan sosial anak sekolah dasar menyimpulkan bahwa frekuensi bermain game online yang berlebihan dapat memberikan pengaruh negatif terhadap anak. Salah satunya adalah dalam perkembangan emosi anak.
Anak-anak yang terlalu sering bermain game online cenderung mudah merasakan emosi negatif ketika mengalami kekalahan dalam permainan. Mereka juga cenderung mudah marah dalam kehidupan sehari-hari dan perilaku agresif mereka lebih meningkat.
Perilaku agresif yang muncul pada tingkat sedang dapat berupa perilaku negatif, seperti menyerang objek, menggunakan kata-kata kasar secara verbal atau simbolis, serta melanggar hak milik orang lain.
Selain itu, anak-anak yang sering bermain game online juga lebih sering menggunakan kata-kata kasar saat bermain. Bagi mereka, hal ini dianggap sebagai cara untuk mengekspresikan emosi saat bermain.
Upaya Mengatasi Dampak Negatif Game Online
Dalam menghadapi dampak negatif kecanduan game online, pengawasan dan pembatasan waktu bermain game online menjadi sangat penting. Orang tua dan pengasuh perlu memonitor dengan cermat dan membatasi waktu yang dihabiskan anak-anak dalam bermain game online. Selain itu, penting juga untuk mengarahkan anak-anak pada aktivitas lain yang lebih bermanfaat dan mendidik.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang pentingnya mengontrol emosi, memahami konsekuensi dari perilaku agresif, dan mengajarkan cara berinteraksi yang baik dengan teman sebaya.
Kesimpulan: Menangani Dampak Negatif Game Online pada Anak-anak
Dugaan kasus penganiayaan antara anak-anak merupakan masalah yang serius dan memerlukan perhatian kita semua. Faktor-faktor seperti lingkungan, keluarga, sekolah, dan game online dapat mempengaruhi terjadinya tindak kekerasan oleh anak-anak. Oleh karena itu, kerjasama antara orang tua, pendidik, dan masyarakat sangat penting dalam memahami dan mengatasi dampak negatif game online, serta mengarahkan anak-anak menuju aktivitas yang lebih positif dan mendidik.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan update Berita Terbaru Dari KangSantri.net