15 Jemaah Haji Indonesia Dilaporkan Sakit Saat Tiba di Makkah: Faktor Penyebab dan Upaya Pencegahan
kangsantri.net - Saat tiba di Makkah Al-Mukarromah, Arab Saudi, sebanyak 15 jemaah haji Indonesia dari gelombang I dilaporkan mengalami sakit. Mereka telah melakukan perjalanan dari Madinah ke Makkah secara bertahap sejak tanggal 1 Juni 2023. Data dari Sistem Informasi dan Komputerasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat bahwa 13 jemaah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, sementara 2 lainnya dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).
Faktor Penyebab Sakitnya Jemaah Haji
Kelelahan dan Aktivitas Berlebihan
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah, A Ardjuna, mengungkapkan bahwa kemungkinan faktor penyebab jemaah haji Indonesia sakit adalah kelelahan selama perjalanan. Selain itu, aktivitas berlebihan di Madinah juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan jemaah. Sebelum tiba di Makkah, jemaah gelombang I telah berada di Madinah selama sembilan hari, melakukan ibadah arbain di Masjid Nabawi, dan berziarah ke sejumlah tempat bersejarah.
Pentingnya Manajemen Istirahat
Ardjuna menekankan pentingnya manajemen istirahat bagi jemaah haji. Ia menjelaskan bahwa manajemen istirahat yang baik sangat berpengaruh pada ritme kerja fisik jemaah. Jemaah yang tidak mampu mengatur jeda aktivitas dengan baik berisiko mengalami gangguan kesehatan sebelum puncak haji. Oleh karena itu, para jemaah yang masih berada di Madinah diharapkan untuk memperhatikan waktu istirahat dengan baik dan tidak memaksakan diri.
Upaya Pencegahan dan Fasilitas Pendukung
Peran Bus Sholawat dalam Mobilitas Jemaah
Untuk memfasilitasi mobilitas jemaah haji Indonesia di Makkah, disediakan 450 Bus Sholawat yang siap melayani selama 24 jam nonstop. Bus tersebut mengantar jemaah ke Masjidil Haram dan kembali ke pemondokan masing-masing. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan jemaah dapat lebih nyaman dan mudah dalam menjalankan ibadah umrah dan haji.
Jumlah Jemaah Haji yang Wafat
Akumulasi Jemaah Haji yang Meninggal Dunia
Sebelumnya, terdapat penambahan satu jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Madinah. Hingga hari ke-10, total jemaah haji yang meninggal dunia di Kota Madinah mencapai 9 orang. Data dari Siskohat Kemenag mencatat bahwa hingga saat ini sudah ada 167 kloter dengan 63.453 jemaah haji Indonesia yang tiba di tanah suci. Dari jumlah tersebut, 19.336 jemaah merupakan lansia.
Program Badal Haji untuk Jemaah yang Wafat
Suratman, Kepala Bidang Bimbingan Ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, menyatakan bahwa semua jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di tanah suci akan dibadalhajikan. Program ini merupakan bagian dari layanan yang disediakan pemerintah bagi jemaah yang memenuhi kriteria. Terdapat tiga kelompok jemaah yang dapat dibadalhajikan, yaitu jemaah yang meninggal dunia di asrama haji Embarkasi atau Embarkasi Antara, saat dalam perjalanan ke Arab Saudi, atau di Arab Saudi sebelum wukuf di Arafah. Selain itu, jemaah yang sakit dan tidak dapat disafariwukufkan, serta jemaah yang mengalami gangguan jiwa juga termasuk dalam kategori yang bisa dibadalhajikan.
Penutup
Kelelahan dan aktivitas berlebihan menjadi faktor penyebab utama sakitnya sejumlah jemaah haji Indonesia saat tiba di Makkah Al-Mukarromah. Oleh karena itu, manajemen istirahat yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan jemaah selama perjalanan dan ibadah haji. Fasilitas bus sholawat juga memberikan kemudahan mobilitas bagi jemaah di Makkah. Selain itu, program badal haji menjadi solusi bagi jemaah yang meninggal dunia di tanah suci. Dengan upaya pencegahan yang tepat dan dukungan fasilitas yang memadai, diharapkan jemaah haji Indonesia dapat melaksanakan ibadah dengan lancar dan aman.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan update Berita Terbaru Dari KangSantri.net
